#PapuaItuKitaMelanesia#, Batavia (19/08/15).
Seorang anggota TNI AD yang pernah bertugas di Jayapura dan si pembunuh
tokoh kharismatik bangsa Papua, Bpk.Dortheys H.Elluay sudah menjadi
gubernur akmil malang. Dia telah dipromosikan jadi gubernur akmil di
malang pada tanggal 8 agustus 2015.
Pembunuh Theys Dipromosikan Jadi Gubernur Akmil:
Karena kesibukan saya tidak terlalu memperhatikan mutasi di lingkungan
TNI yang terjadi bulan Juli lalu. Namun hari ini, karena membaca sesuatu
tentang Papua, saya menelisik mutasi itu itu.
Ada satu nama yang sangat saya kenal yang mendapat promosi. Dia adalah Brigjen TNI Hartomo.
Dia mendapat promosi menjadi Gubernur Akademi Militar (Akmil) Magelang
menggantikam Mayjen TNI Sumardi. Jabatan Hartomo sebelumnya adalah
Komandan Pusat Intelijen Angkatan Darat (Danpusintelad). Mayjen TNI
Sumardi yang digantikannya selanjutnya akan menjabat sebagai Pangdam
V/Brawijaya. Bisa dipastikan bahwa Hartomo sebentar lagi akan menyandang
pangkat Mayor Jendral.
Hartomo adalah lulusan Akmil 1986.
Pangkatnya meningkat dengan cepat. Dia salah satu dari dua orang yang
meraih pangkat Brigjen tercepat. Seorang lainnya adalah Hinsa Siburian,
yang adalah juga lulusan terbaik Akmil 1986. Kini Hinsa Siburian
menjabat sebagai Danpussenif Kodiklat TNI AD.
Nama Hartomo ini sangat kontroversial.
Dia adalah komandan Satgas Tribuana 10 di Papua yang melakukan
pembunuhan terhadap tokoh kharismatik dan Ketua Presidium Dewan Papua
(PDP), Theys Hiyo Eulay.
Hartomo akhirnya diadili. Pada pengadilan
tingkat pertama dia dihukum 3 tahun 6 bulan penjara dan dipecat dari
dinas militer. Dia sempat pingsan ketika putusan hukuman itu dibacakan.
Kasusnya mengikuti pola impunitas dari hampir semua perwira TNI yang
pernah melakukan pelanggaran HAM berat. Mereka mendapat hukuman ringan
dan bisa meneruskan karir militernya bahkan mendapat promosi ke
jabatan-jabatan yang penting.
Kita tidak tahu berapa lama akhirnya
Hartomo dihukum atau bahkan dibebaskan sama sekali. Juga tidak tahu
bagaimana pertimbangan untuk menganulir pemecatannya dari dinas militer.
Yang jelas dia naik pangkat terus dengan sukses. Padahal bukti-bukti di
persidangan menujukkan bahwa pembunuhan itu terjadi dibawah komandonya.
Sekalipun dihukum dalam kasus pembunuhan
Theys, Hartomo terus berkarir di Kopassus. Tahun 2009 tercatat dia
menjadi Komandan Grup I/Parako. Pangkatnya sudah kolonel ketika itu.
Tahun 2011 dia menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Infanteri
Pusat Persenjataan Infanteri, Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan
Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Danpusdik Pussenif
Kodiklat TNI AD). Hingga kemudian dia naik menjadi Danpusintelad.
Promosi jabatan terhadap Hartomo ini
sungguh merupakan preseden buruk untuk TNI. Hartomo akan memimpin para
taruna yang akan menjadi pemimpin masa depan militer Indonesia. Inikah
contoh yang bisa diberikan kepada para taruna Akmil? Gubernur Akmil
seharusnya menjadi tolok ukur (standard bearer) yang akan diikuti oleh
para taruna TNI. Apakah pantas seseorang yang telah terbukti melakukan
perbuatan yang sangat tercela diangkat untuk menjadi pendidik utama?
Pengangkatan Hartomo juga memberikan
pesan kepada rakyat Papua. Bagaimana pun juga Theys Hiyo Eluay adalah
salah satu pemimpin rakyat Papua. Promosi dan impunitas ini memberikan
pesan yang sangat kuat bahwa militer Indonesia sama sekali tidak peduli
akan rasa keadilan rakyat Papua. Promosi terhadap Hartomo ini juga
mengungkapkan bahwa tidak ada yang berubah di dalam TNI, khususnya
Angkatan Darat. (wavo/wempi d)
*)sumber : berita suara merdeka.com
0 Komentar
Redaksi menerima komentar terkait Berita yang ditayangkan. Komentar adalah tanggapan pribadi dan menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak mengubah dan menghapus komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berbau pelecehan, intimidasi, berisi fitnah, atau bertendensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). - Terima Kasih! Hak CIPTA © :