perkembangan
pendidikan
JATIM/WAVO.Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, mendidik, dan
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tetap untuk masa yang akan datang.
Dari pengertian diatas dapat kita
katakan bahwa salah satu peranan pendidikan adalah untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang dapat mendukung pembangunan. Dengan demikian Pendidikan adalah
salah satu komponen penting dalam menggerakan roda pembangunan, bahkan pendidikan
menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan itu sendiri. Seperti halnya
di Papua, dinamika pembangunan terasa semakin cepat ditandai dengan semakin meningkatnya
mutu pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut Kualitas maupun kuantitas pendidikan
juga semakin meningkat seiring semakin cepatnya laju pembangunan di tanah
Papua.
Peran serta masyrakat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat kita lihat
dari adanya program Indonesia Mengajar yang di gagas oleh AniesBaswedan. Program
ini turut membantu mengatasi masalah keterbatasan tenaga pengajar di daerah terpencil
di Papua khususnya Meeuwo.Tidak hanya masalah tenaga pendidik, pemerintah juga menggenjot
pembangunan fasilitas-fasilitas pendidikan. Secara fisik kita dapat melihat pertumbuhan
jumlah bangunan sekolah yang ada di pelosok-pelosok Papua, Meeuwo baik dari
tingkat sekolah Dasar sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas.
Infrastruktur pendukung seperti jalan dan jembatan juga semakin tumbuh berkembang
sehingga memudahkan akses bagi masyarakat Papua khususnya meeuwoo untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik. Demikian juga masyarakat untuk mengecap pendidikan juga
semakin meningkat, terlihatdengan semakin banyaknya jumlah siswa setiap sekolah
dari tahunketahun.
PERBEDAAN PENDIDIKAN
saya rasa, zaman dulu, berbeda jauh
dengan zaman sekarang. Karena dulu pada saat orang tua kita bersekolah, mereka belum
tauh, bahwa kalau kita sekolah ini nantinya akan mendapatkan gaji dan kita akan
jadi pegawai, tapi motivasi belajarnya ada dalam hati nurani mereka, padahal mereka hadapi pecek, lapar, hujan maupun buku cetaknya kurang. Tapi
kita generasi sekarang sudah tauh bahwa kalau kita sekolah nantinya kita akan dapat
gaji dan kita akan jadi pegawai, tapi motivasi untuk belajarnya tidak ada dalam
hati nurani, dan otak kita, maka IQ nya masih minim, padahal kita
keluar masuk dengan orang tua, makananya begitu enak, jalannya begitu aspal, dan
buku cetaknya lumayang banyak, tapi akhirnya ingin ikut keramaian budaya asing
(luar) yang datang, maka kita sendiri mengkredit umur kita sendiri.
Saat ini generasi
meepago yang ada di bangku pendidikan SD, SMP maupun SMA, teknik pembelajarannya,
berbeda dengan Zaman dulu. Maka itu
bagaimana cara adik adik kita ini, kita memotivasikan mereka, supaya mereka juga
harus mengikuti jejak kaka kami yang sudah selesai
sarjana, kata(Fransiskus Pekei);
guru guru yang saat ini membina dan mendidik generasi meeuwo, saya sebagai
mahasiswa Praja IPDN, tegaskan teknik
penbelajaran jangan terfokus dengan buku-buku yang ada di sekolah saja, tapi harus
sekali-sekali mengajarkan tentang pengalaman positif,
tentang perjuangan Tanah papua, dan Budaya kita suku Mee, supaya mereka juga tauh,
tentang perjuangan tanah papua maupun budaya kita suku Mee. Kata (Petrus Pekei);
Masalah tersebut
diatas, jangan harap atau terfokus pada guru-guru yang ada di papua khususnya Meeuwo,
tapi generasi meeuwoo, yang saat ini nangur
di setiap daerah masing-masing, harus masuk kepelosok –pelosok dan mengajarkan pengalaman
positif yang anda dapat pada saat anda pendidikan. Artinya, kita bukan jurusan
guru tapi, bagaimana caranya kita bisa mengajar dan mendidik adik-adik kita.
Anak yang orang tuanya pejabat, dengan, anak yang orag tuanya sederhana, teknik pembelajarannya berbeda,
karena selama ini yang kita lihat dan ikuti, bahwa, anak yang orang tuanya sederhana,
dia ingin belajar dan bersekolah, tapi karena mengingat biaya dan ekomi kedua orang tua, maka anak tersebut akhirnya
keluar dari sekolah tersebut. Tapi anak yang orang tuanya pejabat, karena ekonominya
begitu banyak, maka tidak ingin bersekolah, sombong, akhirnya ikut pengaruh
yang mengorbangkan nyawa sendiri. Kata (Matius A. Tekege);
Hal seperti begitu memang terjadi di seluruh papua, khususnya meeuwo,
tapi sebenarnya hal tersebut, kembali pada diri kita masing-masing, dan pemerintah
daerah meeuwo, tolong perhatikan kepada anak-anak yang ingin bersekolah dan
orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah, Kata(Natalis
Pigai);
kalian yang selesai dari jurusan
guru, jangan kalian menetap di kampunya sendiri, tapi kalian harus menyebar diseluruh
papua khususnya meepago dan mengajarkan sesuai dengan apa yang anda dapatkan di kampus tersebut dan mengajarkan
pengalaman yang anda dapat pada saat merantau. Kata (Zaverius Yogi);
Saya sebagai
mahasiswa, tegaskan kepada Pemerintah
Daerah dan Orang Tua kami dipapua khusunya
Meeuwo, bahwa jangan sekali -kali kontrak guru dari luarMeeuwo, karena, saatini kaka kami yang selesai dari jurusan
guru maupun yang selesai dari SMA/SMK generasi yang sedang nangur masih banyak di daerah Meepago, maka
itu Pemerintah dan Orang
Tua kami harus perhatikan kepada generasi putra daerah.
Pendapat-pendapat tersebut
diatas, bukan kami kritik kepada pemerintah daerah dan Orang Tua kami, tetapi
saran atau masukan yang kami sampaikan kepada orang tua kami, maupun pemerintah
Daerah yang ada di papua khususnya Meepago, karena Kami sangat sedih,
sebenarnya daerah Meepago tetapi di pimpin oleh orang-orang asing (Pendatang).
Kirahnya bermanfaat bagi pemerintah daerah maupun generasi papua khususnya Meepagoo. (WAVO/WEMPIDOO)
0 Komentar
Redaksi menerima komentar terkait Berita yang ditayangkan. Komentar adalah tanggapan pribadi dan menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak mengubah dan menghapus komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berbau pelecehan, intimidasi, berisi fitnah, atau bertendensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). - Terima Kasih! Hak CIPTA © :